Aku yakin setiap orang memiliki cerita unik tersendiri dalam menemukan atau dipertemukan dengan sang pujaan hati...
Seperti seseorang yang ku kenal, mereka berkenalan lewat jejaring sosial yaitu facebook, dan tak butuh waktu yang lama akhirnya mereka memutuskan untuk menikah.
Ada juga yang bertemu di suatu Bank dengan status karyawan bank dan pendamping nasabah lalu tak lama kemudian mereka menikah (kalau ini sih cerita kakakku temanya cinta pada pandangan pertama si abang ipar hehehe, btw cerita mereka penuh drama dan modusisasi abg iparku biar lamarannya di terima kakakku hahaha).
Dan masih banyak cerita unik lainnya mengenai pertemuan dengan si “jodoh”, namun aku percaya alat atau tempat atau keadaan atau hal lainnya yang membuat pertemuan itu berlangsung merupakan wasilah atau jalan yang emang udah Allah takdirkan untuk kita, jadi dengan siapapun kita bertemu atau dengan siapapun kita pernah tersakiti berusahalah untuk tak membenci karena sungguh Allah sebaik-baik pemilik rencana, percayalah selalu ada hikmah dibalik pertemuan atau perpisahan yang terjadi entah itu dengan keluarga, sahabat, ataupun percintaan.
Aku bukanlah seseorang yang sejak awal benar-benar mengabdikan diriku untuk Sang pemilik Alam dan seisinya, aku layaknya wanita-wanita puber yang beranjak dewasa dengan segelintir pengalaman hidup yang tidak seluruhnya baik. Aku pun pernah beberapa kali membagi perasaan ini dengan Makhluk-Nya hingga beberapa kali juga merasakan perihnya pengharapan, hingga sampailah pada satu titik balik yang membuatku benar-benar tersadar bahwa berharap kepada makhluk itu adalah hal yang salah sebab sejatinya manusia hanyalah ciptaan yang tidak mampu menjamin kehidupannya di masa mendatang, lalu berpegang pada pengalaman itu aku pun bertekat kuat untuk terus memperbaiki diriku, menjaga marwahku sebagai wanita muslimah, dan menyempurnakan Cintaku pada-Nya. Tidak hanya tekat yang kukuatkan sedikit demi sedikit aku pun mulai memperbaharui lingkunganku, menambah kegiatan-kegiatan positif dengan ikut serta dalam suatu organisasi sosial yang lumayan terkenal di Binjai, mulai mengikuti kajian-kajian yang diadakannya, aktif di kajian-kajian lainnya yang bukan naungan dari organisasi tersebut.
Hingga suatu hari dalam perjalanan “hijrahku” yang masih baru, Allah hadirkan seseorang yang sudah ku kenal sejak 5 atau 6 tahun lalu, kali ini wasilahnya adalah postingan di WA, hari itu aku memposting OPREC salah satu kegiatan dari organisasi yang sedang ku ikuti, kegiatan kali ini yang ingin ku ikuti adalah mengupgrade kualitas diri sebagai calon Ibu sebab ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya, menurutku jika seorang ibu tak memiliki skill ini bagaimana ia akan mengajarkan al-qur’an dengan baik untuk anak-anaknya kelak.
Lewat postingan tersebut doi (sekarang sudah jadi suami hehe) mengutarakan niatan baiknya denganku, gayung bersambut, aku pun menerima niatan baiknya tapi tak serta merta ku terima khitbahnya karena ini urusan fundamental (esseeh bahasanya) jadi aku pun tidak bisa sembarangan menerimanya karena “yang menurut kita baik belum tentu menurut Allah juga baik dan sebaliknya” oleh sebab itu aku butuh Allah sebagai penengahnya, jadi ku sampaikan padanya aku ingin istikharah dahulu dalam menentukan pilihan terbesar dalam hidup ini, karena aku tak ingin salah memilih pasangan seperti kisah-kisah yang pernah ku baca atau yang pernah ku dengar secara langsung bukan sakinnah mawaddah warahmah yang didapati melainkan sengsara di dunia na’udzubillahi min dzalik.
Singkat cerita niatan baik itu ia sampaikan di penghujung tahun 2018 sekitar bulan November akhir, lalu dia mengatur jadwal untuk bertemu keluargaku dalam rangka ta’aruf dengan sebelumnnya kami sudah saling bertukar cv untuk memperkenalkan sedikit kepribadian kami ke keluarga masing-masing.
Tibalah waktu ta’aruf yaitu 15 Desember 2018, tahap pertama alhamdulillah selesai dia membawa kabar bahagia karena ta’arufnya di terima keluargaku, tahap kedua berlangsung yaitu prosesi lamaran atau khitbah yaitu tanggal 19 Januari 2019 sebelum prosesi ini berlangsung kami sekeluarga kelimpungan sebab pemberitahuannya ke keluarga mendadak dan saat itu aku masih tak benar yakin bahwa bakalan di khitbah, hingga abang iparku yang menegaskan lagi kepadanya tujuan mereka sekeluarga datang untuk silaturahim saja atau langsung khitbah dan ternyata jawabannya adalah khitbah (oh ya kami punya grup yang isinya aku, kedua kakaku, abang ipar, mamak, dan dia. Nah di grup itulah tempat kami berdiskusi, aku di kasi warning untuk gak boleh chattingan secara langsung denganya dikhawatirkan terjadi khalwat sebab kami belum sah).
Maka prosesi lamaran pun berlangsung dengan sederhana dan khidmat lalu ditentukan lah tanggal pernikahan, yups terpilihlah tanggal 23 Februari 2019 adalah akad dan walimatul ‘ursy, awalnya dipilih 2 tanggal yaitu tanggal 22 dan 23 februari, akad di tanggal 22 dan 23 adalah walimah, namun dikarenakan kami mengusung konsep pernikahan sederhana dan syar’i dimana tidak ada marhaban, tepung tawar, dan prosesi adat lainnya maka lebih baik di buat di satu hari saja.
Tibalah waktu yang di tunggu-tunggu yaitu 23 Februari 2019, dengan berbagai cobaan pra nikah yang beraneka ragam Alhamdulillah semuanya berjalan lancar,hari itu setelah ijab qabul selesai secara otomatis tanggung jawab ibuku diambil alih olehnya sebagai kekasih halalku penuh rasa haru dan bahagia menyelimuti momentum sakral itu rasa haru lebih di dominasi karena ayah tak mendampingi putri kecilnya yang bakala beranjak menjadi seorang ibu dan rasa-rasa haru lainnya yang tak mampu di ungkapkan dengan kata-kata.
Konsep yang diusung juga alhamdulillah mendapat respon variatif dari orang-orang, sebab aku tinggal di kampung dan kami tidak melaksanakan pesta seperti kebanyakan orang jadilah kami “terasingkan” dan tak sedikit juga yang menginginkan konsep pernikahan sepertiku, its oke bagiku tidak ada masalah, sebab dalam pernikahan yang dicari bukanlah pujian atau pandangan manusia namun Ridhonya Allah dalam pernikahan agar tercipta keluarga yang sakinnah mawaddah warahmah. PERNIKAHAN YANG MENJADIKANNYA BERKAH BUKANLAH MEWAH DAN GLAMORNYA PESTA TERSEBUT, MELAINKAN BANYAKNYA LANTUNAN DO’A YANG MELANGIT HINGGA ‘ARSY-NYA, SEBAB KEBAHAGIAAN DAN KEBERKAHAN DATANGNYA BUKAN DARI MATERI MELAINKAN DARI HATI.
Sungguh aku menerimanya bukan bersebab karena harta atau pandangan duniawi lainnya, namun krn Allah menjawab istikharahku dengan namanya dan bersebab insya allah bersamanya Syurga terasa dekat.
Sejak hari dimana Allah datangkan ia, rasa syukur tak henti ku berikan kepada-Nya, sebab sedikit demi sedikit do’aku terkabul. Aku pernah berdo’a dalam sujudku untuk Allah pertemukan aku dengan orang-orang yang sholih dan sholihah yang mampu menguatkan proses hijrahku, alhamdulillah Allah kabulkan, Allah hadirkan wanita-wanita sholehah di sekililingku yang memiliki visi dan misi yang sama yaitu mengejar Ridho-Nya mereka membersamai kejombolanku saat itu, mengisi hatiku dengan mencinta-Nya lebih dan lebih, dan kemudia Allah hadirkan lelaki Sholeh yang mau membersamaiku dan membimbingku di jalan-Nya.
Aku juga pernah bermimpi menikah dengan prosesi ta’aruf bukan dengan pacaran sebab aku tahu dalam Islam tidak ada istilah pacaran dan aku banyak mendengar kisah-kisah inspiratif dari mereka yang menikah tanpa di dahului dengan pacaran, kebaperan yang haqiqi yang kurasakan ketika mendapati atau membaca kisah-kisah romance about married without dating, alhamdulillah Allah juga kabulkan mimpiku yang ini, kemudian aku juga pernah punya mimpi kelak jika punya suami aku ingin orang jauh agar ada istilah “mudik” hehehe maklumlah sejak lahir aku sudah berada di tempat tinggalku yang sekarang dan kedua orang tuaku juga sudah tak memiliki kampung asli lagi karena sudah pada migrasi, dan alhamdulillah lagi-lagi Allah kabulkan, serta ada beberapa mimpi dan harapanku yang lainnya yang Allah juga kabulkan...
Masya Allah...
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدۡعُونِيٓ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسۡتَكۡبِرُونَ عَنۡ عِبَادَتِي سَيَدۡخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ ٦٠
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina" (Q.s, Ghafiir : 60)
Ada banyak makna yang bisa kita ambil dari ayat tersebut bahwa Allah menyuruh kita untuk terus berdo’a jangan khawatir sebab do’a-do’a kita akan Allah kabulkan jika bukan di dunia Insya Allah di akhirat, kemudian Allah juga menyuruh kita berharap hanya kepada-Nya karena sesungguhnya Ia adalah sebaik-baiknya pengabul harap, jangan pernah ragu sebab Allah bersama hamba-hamba-Nya yang senantiasa mengingat-Nya.
Terharu, semoga sakinah mawaddah waramah, in sya allah bisa jumpa kitaa yaa beh, ku rindu soalnya
BalasHapus