Minggu, 02 Desember 2018

Secret

Rahasia...

Iya rahasia...
Masa depan seperti, rezeki, jodoh dan maut itu rahasia Allah...
Kita sebagai makhluk-Nya hanya terus berupaya semaksimal mungkin untuk menjalani kehidupan dengan orientasi pahala agar kelak kita termasuk orang-orang yang ditempatkan di syurga-Nya.

Banyak hal yang telah terjadi di diriku...
Keadaan yang mengharuskanku untuk kuat dan mandiri dalam setiap hal, sebab sejak aku kelas 6 SD atau lebih tepatnya pada tahun 2006 ayah yang merupakan rezeki dan titipan terindah yang Allah berikan di kelurga kami, Allah ambil lagi untuk melihat seberapa kuat kami menjalani kehidupan ini...

Sempat putus asa...
Ya... aku pernah merasakannya...
Dunia dan seisinya terasa tak berarti apapun lagi untukku, semua mimpiku hilang begitu saja semangat untuk terus belajar dan bahkan untuk hidup tak ada lagi kala itu...
Yang aku fikirkan hanyalah setelah aku menyelesaikan sekolah dasarku, aku akan membantu ibuku (read: mamak) menopang kebutuhan ekonomi keluarga...
Di usiaku yg kala itu masih 10 tahun aku tak berpikir akan melanjutkan study sampai ke jenjang magister seperti ini, yang aku tau hanyalah kehilangan sosok ayah dan nakhoda kapal keluarga kecil kami, saat itu yg aku tau hanyalah kesedihan dari mamak dan kedua kakakku...

Namun... aku bersyukur berada di tengah keluarga seperti mereka...
Mamak meskipun hatinya terluka kehilangan teman hidup, suami, dan kepala keluarga tapi ia mampu untuk tegar meskipun aku tau sekuat apapun ia selama ini ketika melihat sang kekasih sudah terbujur kaku air mata dan raut kesedihan tak mampu lagi ia bendung...
Seluruh nafsu makan dan segala aktivitas tak mampu ia kerjakan kala itu...
Aku tau ia berusaha tegar... mencoba menutupi kesedihan di depan kami anak-anaknya yang satu pun belum ada yang menikah atau pun bekerja akan tetapi alhamdulillah kakak pertamaku sudah menyelesaikan diploma 3 nya di USU, namun sekuat apapun wanita... ia tetaplah seorang wanita yg hatinya lembut...
Aku tau mamak berfikir keras kala itu krn otomatis mamak sudah mengambil tugas ayah sebagai kepala keluarga dan menjadi ibu untuk ketiga anaknya...

Namun... sekali lagi aku bersyukur dan bangga berada ditengah keluarga ini...
Mamak seorang ibu tangguh yang sangat begitu ku kagumi, ia mampu survive bahkan trus bangkit setelah kepergian ayah...

Alhamdulillah tak ada satupun dari kami yang tidak berpendidikan...
Kami bertiga merasakan bangku perkuliahan di instansi negeri...
Kakak pertamaku mengambil diploma 3 di Universitas Sumatera Utara (USU) jurusan farmasi.
Kakak keduaku mengambil sarjana di Institusi Agama Islam Negeri Sumatera Utara (IAIN, sekarang sudah menjadi UIN-Su) jurusan Pendidikan Agama Islam.
Dan aku mengambil Diploma 4 di Politeknik Negeri Medan (POLMED) Jurusan Akuntansi Prodi Keuangan dan Perbankan Syariah

Itulah rezeki yang Allah hadirkan di kelurga kami setelah kepergian ayah...
Banyak cerita yang sudah kami lalui selepas kontrak ayah di dunia berakhir...

Aku anak bungsunya... sudah terbiasa hidup mandiri dan harus menjadi wanita tangguh karena kondisi yang mengharuskan...

Mungkin dulu anak-anak seusiaku ketika hari pertama sekolah atau pun ketika hari hujan mereka selalu diantar oleh ayahnya menunju sekolah...
Tidak denganku... aku terbiasa datang sendiri dan menunggu hujan reda ataupun ku tempuh saja hujan agar tiba di sekolah...

Begitu juga ketika aku sudah menyelesaikan Sekolah Menengah Pertamaku dan ingin melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas...
Aku masih terus bersyukur meskipun aku tak memiliki ayah lagi dan tak memiliki abang kandung namun kakak keduaku mampu untuk selalu diandalkan...
Dialah yang membantuku mencari dan melihat-lihat SMA yang mungkin aku minati...

Namun singkat cerita pada akhirnya aku memutuskan untuk memilih di jalur yang berbeda dengan kedua kakakku yaitu mondok di salah satu pesantren terbesar dan ternama di Medan (Ar-Raudlatul Hasanah).

Next aku akan cerita pengalamanku nyantri disana 😁

Hingga akhirnya aku melanjutkan study ku di POLMED, kala itu ada rasa sedih mengawali hari-hari perkuliahanku...
Yaaa... meskipun sudah kuliah namun kulihat masih banyak MABA (Mahasiswi Baru) yang ketika Ospek diantar-jemput oleh orang tuanya baik ayah maupun ibunya...

Berbeda halnya denganku... mamak yang sedari dulu aku sudah tau bahwa ia tak bisa mengendarai kendaraan apapun termasuk sepeda oleh sebab itulah mamak begitu mengandalkan ayah untuk pergi kemanapun dikarenakan kondisi rumah kami yang tidak dilalui oleh angkutan umum yang menyulitkan pergerakan orang-orang di kampungku, karena hal itu juga lah anak-anak disini meskipun umurnya masih begitu belia bahkan terkadang untuk menyeimbangkan posisi sepeda motornya dengan badannya saja ia belum mampu namun mereka sudah mahir mengendarai sepeda motor, jadi jangan heran jika sesekali datang ke kampungku dan menemukan hal seperti itu hehe.

Yups... karena aku tau mamak tak mungkin bisa untuk mengantarku begitu juga dengan alm ayah, karena sudah pasti kami berbeda dunia, namun aku terus bersyukur masih memiliki kakak yaaa... kakak keduaku yang mengantarkanku ke kampus di hari pertamaku mengikuti serangkaian acara ospek yang dilaksanakan tepat pukul 06.00 WIB...

Dan pernahkah kalian tau jarak tempuh dari rumahku ke POLMED berapa lama? Sekitar kurang lebih 1 jam. Yaaa... begitulah hari-hari yang ku lalui selama 4 tahun karena aku harus pergi-pulang Rumah-Kampus.

Beberapa hal diatas lah yang mau tak mau menjadikanku sosok yang seperti ini...
Mandiri dan tangguh dalam setiap kondisi apapun yang harus ku lalui...

Next aku akan lanjutkan tulisanku ini ya, so sabar menanti ya 😉

6 komentar:

  1. Next ceritanya agak selip selipin aku yah👀👀👩‍❤‍👩

    BalasHapus
  2. Cieeee.. kontras bgt diganti yg lbh soft wrna latarnya biar seger liatnya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi sukak warnanya...

      Baiklah maacih masukkannya kakak guek

      Hapus
  3. Good job lanjutin deh,mudah2an bisa dapat adsense amin hehehehe

    BalasHapus